Sabtu, 21 Januari 2012

“PEMASARAN”

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                
 “PEMASARAN”
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran dan Produksi merupakan fungsi pokok bagi perusahaan.Dimana pemasaran sendiri memiliki peran yang sangta penting dalam dunia usaha. Terkadang pemasaran sendiri diartikan dengan beberapa istilah, seperti : Penjualan, Perdagangan,distribusi.
Salah pengertian ini terjadi karena pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.Kenyataanya pemasaran memiliki konsep yang menyeluruh, sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian, satu kegiatan dalam proses pemasaran secara keseluruhan.Jadi, dapat di garis bawahi pemasaran merupakan keseluruhan pengertian dari: Penjualan, Perdagangan dan Distribusi.
Sedangkan Gambaran pengertian Pemasaran secara luas dapat di ketahui dari definisi yang di kemukakan oleh William J. Stanton berikut ini :     
Pemasaran adalah : Sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang di tujukan untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Dari definisi tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau di mulai sejak sebelum barang- barang di produksi. Keputusan-keputusan harus di buat untuk menentukan prodok dan pasarnya. Jadi,jaminan baik atas barang dan jasa dapat di lakukan sesudah penjualan.


2.1.1    PENCIPTAAN FAEDAH BAGI KONSUMEN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. Dan nilai ekonomi ini akan berfungsi sebagai penentu harga barang dan jasa bagi individu. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini tanpa adanya pemasaran penjual akan kesulitan mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat menciptakan faedah (utility) bagi konsumen.
Faedah (utility) adalah kekuatan dari suatu produk barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan. Perusahaan dapat menciptakan lima macam faedah yakni : faedah bentuk(form utility), faedah waktu (time utility), faedah tempat (place utility),faedah milik(ownership utility).Dari kelima faedah tersebut,kegiatan pemasaran akan menciptakan 4 faedah sebagai berikut:
1.                  Faedah waktu
Faedah waktu dapat diciptakan dengan menyediakan produk pada saat konsumen membutuhkan untuk membelinya.
2.                              Faedah Tempat
Faedah tempat merupakan faedah yang diciptakan dengan menyediakan produk dan tempat yang strategis apabila konsumen ingin membelinya.
3.                              Faedah Milik
Faedah milik diciptakan dengan mempersiapkan pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli.
4.                              Faedah Informasi
Faedah informasi diciptakan dengan memberikan informasi tentang penawaran suatu produk kepada konsumen.

2.1.2    KONSEP PEMASARAN
Konsep pemasaran (marketing concept) merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa perusahaan menyatakan bahwa pemasaran keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup perusahaan. Segala kegiatan perusahaan di bidang produksi, teknik, keuangan dan pemasaran diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli tersebut dengan mendapatkan laba. Jadi, bagian pemasaran mempunyai peranan aktif sejak di mulainya proses produksi. Semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang di dasarkan pada masalah pemasaran. Secara definitif konsep pemasaran : sebuah falsafah bisnis yang mnyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran ini banyak di anut oleh perusahaan modern yang ingin mencapai laba jangka panjang dengan berorientasi pada konsumen atau pasar.

v    Pendekatan Studi Pemasaran
Pemasaran dapat di pelajari dengan mengadakan berbagai macam pendektan, yaitu:
            E Pendekatan serba fungsi (functional approach)
            E Pendekatan serba lembaga (institutional approach)
            E Pendekatan serba barang (commodity approach)
            E Pendekatan serba manajemen (managerial approach)
            EPendekatan serba system (total system approach)
v    Pendekatan Serba Fungsi
Jumlah dan macam dari funsi ini tergantung pada macam produk dan kebiasaan dalam perdagangan. Adapun fungsi pokok pemasaran  adalah:
1.      Penjualan
Penjualan ini merupakan funsi yang paling penting dalam pemasaran karena menjadi tulang punggung kegiatan untuk mencapai pasar yang dituju. Fungsi penjualan  juga merupakan sumber pendapatan yang diperlukan untuk menutup ongkos-ongkos dengan harapan bisa mendapatkan laba. Oleh karena itu perlu adanya berbagai macam cara untuk memajukan penjualan, seperti periklanan, peragaan dan sebagainya.



2.      Pembelian
Funsi pembelian bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk di jual atau digunakan dalam perusahaan dengan harga, pelayanan dari penjual dan kualitas produk tertentu. Fungsi pembelian ini sangat berat tugasnya terutama pada perusahaan-perusahaan  yang menghasilkan barang-barang tertentu seperti barang-barang yang di pengaruhi oleh mode atau corak. Seringkali pembelian ini memerlukan keahlian dalam menganalisa pasar dan menentukan persediaan barang.
3.      Pengangkutan
Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat barang di hasilkan ke tempat barang di konsumsikan. Pengangkutan yang baik memugkinkan perluasan pasar dan memungkinkan pula spesialisasi dalam industri yang akan mengakibatkan produksi secara besar-besaran. Kemajuan dalam pengangkutan telah meningkatakan macam ragam barang yang tersedia untuk kosumsi, mengurangi biaya distribusi barang, dan mempercepat distribusi barang.
4.      Penyimpanan
Penyimpanan merupakan fungsi menyimpan barang-baang pada saat barang selesai diproduksi sampai pada barang dikonsumsikan. Penyimpanan di sepanjang saluran distribusi dan dijalankan baik oleh produsen, penyalur maupun oleh konsumen atau pembeli akhir. Adapun alasan-alasan untuk mengadakan penyimpanan tersebut adalah :
a.         Produksi bersifat musiman, sedangkan konsumen bersifat terus menerus. Misalnya: buah-buahan, beras, dsb
b.         Konsumsi bersifat musiman, sedangkan produksi bersifat terus menerus sepanjang tahun, misalnya : payung , jas hujan
c.         Spekulasi yaitu dengan embeli dan menimbun barng-barang untuk dijual pada waktu harga sudah naik.
d.         Menyetabilkan harga, yaitu dengan jalan membeli dan menimbun barang-barang pada waktu  barang berlimpah-limpah sehingga harganya rendah. Kemudian menjualnya pada waktu terdapat kekurangan barang.
e.         Penyimpanan memungkinkan pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian dalam jumlah besar  memungkinkan untuk: memperoleh potongan harga, biaya angkut per unit lebih rendah, mengatasi kemungkinan kelambatan penyerahan barang dan untuk pengawetan atau pematangan (seperti pisang dan tembakau).
5.      Pembelanjaan
Pembelanjaan adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna menyelenggarakan kegiatan pemasaran.
6.      Penanggungan risiko
Penanggungan risiko adalah fungsi  menghindari dan mengurangi risiko  yang berkaitan dengan pemasaran barang. Tiap-tiap perusahaan menghadapi macam-macam risiko, antara lain:
a.                   Risiko yang ditimbulkan oleh alam,seperti:gempa bumi,angin puyuh,banjir,longsor.
b.                  Risiko  yang ditimbulkan oleh manusia,seperti:kebakaran,pencurian,tidak dibayarnya hutang oleh pembeli.
c.                   Risiko yang ditimbulkan oleh pasar,seperti:merosotnya harga penjualan.sedangkan merosotnya harga jual dapat disebabkan oleh situasi pasar seperti perubahan  kesukaan konsumen,adanya penemuan baru,persaingan,kondisi perdagangan pada umumnya  dan pengaruh musim.
            Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi resiko, khususnya risiko  kebakaran dan pencurian,ialah:
a.                   Memperkecil jumlah persediaan barang
b.                  Dengan mengusahakan fasilitas penyimpanan yang baik dan kuat.
c.                   Dengan mengasuransikan barang-barang yang disimpan.
                              Risiko terhadap tidak dibayarnya utang oleh pembeli dapat dijalankan politik kredit dan politik penagihan yang efektif. Risiko penurunan harga dapat diatasi  dengan memperkecil jumlah persediaan.
7.   Standardisasi dan Grading
Standardisasi adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil manufaktur, kadang-kadang juga disebut normalisasi. Adapun dasar penentuan standard untuk barang-barang hasil manufaktur adalah:
·         Ukuran jumlah (Rim untuk kertas)
·         Ukuran kapasitas (1 liter untuk oli)
·         Ukuran fisik (4 R untuk ban sepeda motor)
·         Ukuran  kekuatan (tenaga kuda untuk mesin dan motor)
Grading adalah usah menggolong-golongkan barang kedalam golongan standard kualitas yang telah mendapat pengakuan dunia perdagangan. Adapun cara penggolongan yang dapat dilakukan adalah:
  Memeriksa dan menyortir dengan panca indra.
  Memeriksa dan menyortir dengan alat
  Memeriksa dan menyortir melalui contoh barang
                        Bagi barang-barang hasil manufaktur,hrading tidaklah begitu penting, oleh karena  barang-barang semacam itu dihasilkan sesuai dengan spesialisasi standart.
8.   Pengumpulan informasi Pasar
Dalam fungsi ini termasuk pula pengumpulan dan penafsiran keterangan-keterangan tentang macam barang yang beredar di pasar, jumlahnya, macamnya yang dibutuhkan konsumen, harganya dan sebagainya.





v Pendekatan Serba Lembaga
      Pendekatan serba lembaga ini mempelajari pemasaran dari segi organisasi/lembaga–lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran. Lembaga pemasaran tersebut adalah:
                                 Penyedia bahan/supplier yang menyediakan bahan kepada produsen.
         Produsen yang  mengolah bahan menjadi bahan jadi.
          Perantara pedagang Seperti : pedagang besar dan pengecer
          Perantara agen seperti : agen penunjang dan agen pelengkap
          Perusahaan saingan
          Pembeli akhir
v Pendekatan Serba Barang
            Pendekatan serba barang disebut juga pendekatan organisasi industri, merupakan suatu pendekatan pada pemasaran yang melibatkan studi tentang bagaimana barang-barang tertentu berpindah dari titik produksi ke konsumen akhir atau ke konsumen industri.
v Pendekatan Serba Managemen
Pendekatan serba manajemen mempelajari pemasaran dengan menitikberatkan pada pendapat manajer serta keputusan yang mereka ambil.
v Pendekatan Serba Sistem
            Pendekatan serba sistem atau pendekatan sistem total  ini mencakup elemen-elemen yang luas dalam sistem pemasaran, termasuk  keempat  pendekatan di muka. Oleh karena itu  pendekatan sistem total tersebut banyak dipakai dalam buku-buku tentang pemasaran.
                                                                                                         
2.2 PENGERTIAN PASAR
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya. (dikemukakan oleh W.J. Stanton)

Dari definisi tersebut dapatlah diketahui adanya tiga unsur penting yang terdapat dalam pasar, yakni:
·                     Orang dengan segala keinginannya
·                     Daya beli mereka
·                     Kemauan untuk membelanjakan uangnya.

2.2.1    MACAM-MACAM PASAR
Pada pokoknya, pasar dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yakni:
1.      Pasar Konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk dikonsumsikan, bukannya dijual atau diproses lebih lanjut.

2.      Pasar Industri adalah pasar yang terdiri atas individu-individu dan lembaga atau organisasi yang membeli barang-barang untuk dipakai lagi baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam memproduksi barang lain yang kemudian dijual.


3.      Pasar Penjual adalah suatu pasar yang terdiri atas individu-individu dan organisasi yang membeli barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar mendapatkan laba.

4.      Pasar Pemerintah adalah pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintah, seperti: Departemen-departemen, direktorat, kantor-kantor dinas, dan instansi lain.

2.2.2        SEGMENTASI PASAR
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.

2.3 PENGERTIAN MARKETING MIX
Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: Produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
2.4 PENGERTIAN BARANG
          Barang/produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh p0embeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya

2.4.1    Penggolongan Barang menurut Tingkat Pemakaian dan Kekongkritannya

1.                  Barang Tahan Lama
Barang Tahan Lama (durable goods) adalah barang-barang yang secara normal dapat dipakai berkali-kali, jadi dapat dipakai untuk jangka waktu yang relatif lama. Misalnya: pakaian, mesin tulis, kacamata, penggaris, dan sebagainya.

2.         Barang Tidak Tahan Lama
                                    Barang Tidak Tahan Lama (nondurable goods) adalah barang-barang yang secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja, artinya sekali barang itu dipakai akan habis,rusak atau tidak dapat dipakai lagi. Misal: bahan baku, sabun, makanan, dan sebagainya

            3.         Jasa
                                    Jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Misalnya: jasa reparasi, jasa potong rambut, jasa pendidikan, dan sebagainya.


2.4.2    Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya oleh si Pemakai

1.                  Barang Konsumsi
                        Barang Konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Jadi pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri karena barang-barang tersebut tidak diproses lagi, melainkan dipakai sendiri. Berdasarkan kebiasaan membeli dari konsumen, barang konsumsi dikelompokkan lagi menjadi 3 golongan, yaitu:

·         Barang Konvenien
      Barang konvenien (convenience goods) adalah barang yang mudah dipakai, membelinya dapat disembarang tempat, dan pada setiap waktu. Misalnya: rokok, sabun, dan sebagainya.

·         Barang Shopping
            Barang shopping (shopping goods) adalah barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan di dalam membelinya harus dipertimbangkan masak-masak, misalnya dengan membanding-bandingkan mutu,harga, kemasan, dan ebagainya. Termasuk ke dalam barang shopping antara lain: tekstil, perabot rumah tangga, dan sebagainya.

·         Barang Spesial
            Barang spesial (specialty goods) adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja. Biasanya barang spesial ini memiliki ciri khusus, harganya relatif mahal, dan jarang dibeli. Misalnya: barang antik di toko seni tertentu, perhiasan di toko mas tertentu, pakaian wanita di rumah mode tertentu, dan sebagainya.




2.                  Barang Industri

                        Barang industri adalah barang-barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri, baik secara langsung atau tidak langsung dipakai proses produksi. Barang industri ii mempunyai permintaan yang diturunkan oleh permintaan dari barang lain. Misalnya: dalam industri baja; hampir semua produk dari baja digunakan untuk memproduksi barang lain. Barang industri tersebut masih dapat dibedakan lagi menjadi 5 golongan sebagai berikut:

§  Bahan Baku
      Bahan baku ini merupakan pokok untuk membuat barang lain. Misalnya: kapas untuk membuat barang, jerami untuk membuat kertas, minyak bumi untuk membuat bensin, dan sebagainya.
§  Komponen dan Barang Setengah Jadi
Komponen dan barang setengah jadi merupakan barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan diperlukan untuk melengkapi produk akhir. Termasuk ke dalam jenis ini antara lain: benang untuk membuat tekstil, onderdil-onderdil mobil, dan sebagainya.
§  Perlengkapan Operasi
            Perlengkapan operasi (operating supplies) adalah barang-barang yang dapat digunakan untuk membantu lancarnya proses produksi maupun kegiatan-kegiatan lain di dalam perusahaan. Misalnya: minyak pelumas untuk mesin-mesin, kertas dan pensil untuk membuat catatan dan sebagainya.
§  Instalasi
            Instalasi yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik/perusahaan yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (termasuk barang tahan lama). Sebagai contoh: mesin penggilingan gabah, mesin tenun pada perusahaan tekstil, mesin cetak pada perusahaan percetakan, dan sebagainya.


§  Peralatan Extra
            Peralatan Extra (accessory equipment) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, seperti alat angkut dalam pabrik (truk pengangkut barang/fooklift truck), gerobak, dan sebagainya.

2.4.3 Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)
                   Siklus kehidupan barang ini terdiri atas 4 tahap yang berbeda-beda dan masing-masing tahap berada dalam lingkungan pemasaran yang berbeda pula. Tahap-tahap tersebut adalah:
1.                  Tahap Perkenalan
                        Barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang cukup besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang dijual umumnya barang baru (betul-betul baru) seperti mesin pencuci tanpa menggunakan air, atau baru dalam bentuk/ modelnya, seperti mobil.

2.                  Tahap Pertumbuhan
                        Dalam tahap pertumbuhan ini kurve penjualan semakin meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya.

3.                  Tahap Kedewasaan dan Kejenuhan
            Pada tahap kedewasaan kita melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap bahkan cenderung untuk turun. Dalam tahap ini tingkat laba mulai menurun, dan persaingan sangat ketat.

4.                  Tahap Kemunduran
                        Dalam tahap kemunduran ini penjualan semakin menurun; dan labanya juga menurun, bahkan menderita rugi. Pasar yang dikuasai semakin sempit. Untuk mengatasinya, perusahaan harus sudah memasarkan barang baru untuk menggantikan barang lama.
2.4.4    Merk
                        Merk atau Brand adalah suatu nama, istilah simbul, atau disain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.

2.5     PENGERTIAN SALURAN DISTRIBUSI
                   Saluran Distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Adapun lembaga-lembaga yang ikut mengambil bagian dalam penyaluran barang ini adalah: produsen, perantara, dan konsumen akhir atau pemakai industri.

2.5.1    Alternatif Saluran Distribusi untuk Barang Konsumsi dan Barang Industri
                   Ada beberapa saluran distribusi yang dapat digunakan untuk menyalurkan barang-barang yang ada, baik melalui perantara maupun tidak.
                        Perantara adalah individu lembaga bisnis yang beroprasi di antara produsen dan konsumen atau pembeli industri. Adapun macam-macam perantara yang ada adalah:
·                     Pedagang besar yang menjual barang kepada pengecer, pedagang besar lain, atau pemakai industri
·                     Pengecer yang menjual barang kepada konsumen atau pembeli akhir
·                     Agen yang mempunyai fungsi hampir sama dengan pedagang besar meskipun tidak berhak memiliki barang yang dipasarkan.

Adapun macam-macam saluran distribusi, diantaranya:
Ø    Saluran 1.       Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Oleh karena itu saluran ini disebut sebagai saluran distribusi langsung.
Ø    Saluran 2.       Saluran ini juga disebut saluran distribusi langsung. Di sini pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun alternatif yang terakhir ini tidak umum dipakai.
Ø    Saluran 3.       Saluran distribusi semacam ini banyak dipakai oleh produsen barang konsumsi, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Di sini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer.
Ø    Saluran 4.       Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.
Ø    Saluran 5.       Di sini produsen memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

Ø    Saluran 6.       Saluran distribusi barang industri dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Saluran distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industri seperti: pesawat terbang, lokomotif (yang tergolong jenis instalasi).
Ø    Saluran 7.       Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan peralatan ekstra kecil dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara lain: produsen bahan bangunan.
Ø    Saluran 8.       Saluran distribusi ini dapat dipakai oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Dalam hal ini agen penyimpanan sangat penting peranannya.
Ø    Saluran 9.       Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru, lebih suka mnggunakan agen.

2.5.2    Saluran Distribusi Ganda
                   Ada bebrapa masalah yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan saluran distribusi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1.                  Jenis barang yang dipasarkan
2.                  Produsen yang menghasilkan produknya
3.                  Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
4.                  Pasar yang dituju
Dengan demikian tidak menutup kemungkinan produsen menggunakan beberapa saluran (disebut distribusi ganda) secara sekaligus untuk mencapai pasar yang berbeda. Hal ini dilakukan apabila produsen menjual:
·                     Barang yang sama (seperti: mesin tulis) ke pasar konsumen dan pasar industri sekaligus
·                     Barang-barang yang tidak ada kaitannya sama sekali (seperti: obat-obatan dan pakaian jadi).
Saluran distribusi ganda ini sering juga dipakai untuk mencapai pasar yang sama meskipun terdapat beberapa perbedaan, terutama dalam:
a)                  Jumlah pembeli, atau
b)                  Kepadatan pasarnya

2.5.3    Perantara Saluran   
                   Adapun jenis-jenis perantara yang akan kita bahas selanjutnya adalah:
v    Pedagang Besar
                        Dapat digolongkan ke dalam:

1).        Pedagang besar dengan fungsi penuh, yaitu pedagang besar yang melaksanakan seluruh fungsi pemasaran.

2).        Pedagang besar dengan fungsi terbatas, yaitu pedagang besar yang hanya melaksanakan satu atau beberapa fungsi pemasaran


v    Pengecer
            Dalam pemasaran, pengecer (retailer) mempunyai peranan yang penting karena berhubungan secara langsung dengan konsumen akhir. Jadi, perdagangan eceran ini meliputi semua kegiatan yang berhubungan secara langsung dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi (bukan untuk keperluan bisnis).

Ø    Jenis-jenis Pengecer

a).        General Merchandise Store adalah sebuah toko yang menjual berbagai macam barang atau berbagai macam product line. Barang-barang yang dijual antara lain berupa: alat-alat olahraga, pakaian jadi, sepatu, alat-alat listrik, dan sebagainya.
b).        Single-line Store. Penggolongan ini dihubungkan dengan kelompok barang-barang yang dijual (jenis product line-nya). Termasuk ke dalam jenis ini antara lain: toko makanan, toko mebel, toko bahan-bahan bangunan, toko alat-alat olahraga, dan sebagainya. Jadi mereka hanya menjual product line tunggal.
c).        Specialty Store. Di sini barang yang dijualnya terbatas, hanya meliputi sebagian dari product line saja. Misalnya: toko tembakau, toko roti, toko sepatu pria, dan sebagainya. Jadi, specialty store ini tidak selalu menjual barang special saja, tetapi juga barang yang lain.

v    Agen
                        Adapun jenis-jenis agen antara lain:
1.      Agen penjualan, yang mempunyai tugas utama mencarikan pasar bagi produsen.
2.      Agen pembelian, yang mempunyai tugas utama mencarikan penyedia/supplier bagi para pembeli. Kebanyakan agen pembelian ini digunakan oleh toko-toko pengecer sebagai pembelinya.
3.     Agen pengangkutan, yang mempunyai tugas utama menyampaikan barang dari penjual kepada pembelinya.

2.5.4    Jumlah Perantara Dalam Saluran
                   Setelah produsen menentukan saluran distribusi yang akan dipakai, masalah yang dihadapi berikutnya adalah masalah penentuan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai perantara pada tingkat perdagangan besar dan/atau perdagangan eceran.
 Dalam hal ini, produsen mempunyai 3 alternatif yang dapat ditempuhnya, yaitu:
1.      Distribusi Intensif merupakan suatu strategi yang digunakan oeh perusahaan dengan menggunakan sebanyak mungkin penyalur (terutama pengecer) untuk mencapai konsumen, agar kebutuhan mereka cepat terpenuhi.

2.      Distribusi Selektif merupakan strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan sejumlah pedagang besar dan/atau pengecer yang terbatas dalam daerah geografis tertentu.


3.      Distribusi Eksklusif merupakan suatu strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer di daerah pasar tertentu.

2.5.5 Distribusi Fisik
                   Istilah Distribusi fisik dipakai untuk manggambarkan luasnya kegiatan pemindahan suatu barang ke tempat tertentu pada saat tertentu. Pada pokoknya, dua masalah penting yang terdapat dalam kegiatan distribusi fisik ini adalah:
1.                  Pengangkutan
            Pengangkutan dapat diartikan sebagai pemindahan barang melalui suatu jalan atau jalur yang mengambil tempat di antara lembaga-lembaga saluran, atau antara lembaga saluran dengan konsumen. Agen pengangkutan ini dapat dibedakan menurut 2 cara, yaitu:

a.                  Penggolongan sesuai dengan metode pengangkutannya
Dalam hal ini agen pengangkutan digolongkan ke dalam:
·               Angkutan dengan truk
·               Angkutan dengan kereta api
·               Angkutan dengan pipa
·               Angkutan dengan pesawat udara
·               Angkutan dengan kapal
                        Biasanya beban pengangkutan diukur dengan ton-kilometer (jumlah 1 ton untuk diangkut sepanjang 1 km)

b.                  Penggolongan sesuai bentuk hukumnya
Dalam hal ini agen pengangkutan digolongkan ke dalam:

·               Agen Pengangkutan Umum (common carrier), yaitu unit usaha angkutan umum memiliki rute, jam perjalanan, dan jumlah rit tertentu. Ketentuannya biasanya diatur oleh pemerintah

·               Agen Pengangkutan Kontrak (contract carrier), yaitu unit usaha angkutan yang beroprasi dalam jumlah pengangkutan terbatas dan didasarkan dengan 1 kontrak.


·               Agen Pengangkutan Sendiri (private carrier), yaitu unit usaha angkutan yang ditangani dan diatur sendiri oleh pabrik/produsen-nya. Jadi produsen memiliki semua fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan pengangkutan.




2.                  Perantara angkutan (freight forwarderz), yaitu unit usaha angkutan yang tidak memilikifasilitas pengangkutan sendiri.

3.                  Penyimpanan
            Seperti halnya dengan angkutan, masalah penyimpanan ini sering memrlukan pemikiran tersendiri lebih-lebih bagi perusahaan yang tidak mempunyai fasilitas penyimpanan sendiri. Dalam hal ini perusahaan dapat menyewa fasilitas penyimpanan pada lembaga lain yang disebut gudang umum (public worehouse). Biasanya sewa yang harus dibayar ditentukan menurut besarnya ruangan yang digunakan.

2.6 Penentuan Harga
2.6.1 Arti dan Pentingnya Harga
       Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.         

2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga
       Dalam kenyataan, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
1.      Keadaan Perekonomian
               Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Misalnya pada periode resesi, merupakan suatu periode dimana harga berada pada suatu tingkat yang lebih rendah. Reaksi spontan terhadap keputusan tersebut adalah adanya kenaikan harga-harga. Kenaikan yang paling menyolok terjadi pada harga barang-barang mewah, barang-barang impor, dan barang-barang yang dibuat dengan bahan atau komponen dari luar negri.

2.      Penawaran dan permintaan
               Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya, tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar.
               Penawaran adalah suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi mendorong jumlah yang ditawarkan lebih besar.
               Menurut teori ekonomi, harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antara kurve permintaan dan kurve penawaran.
3.      Elastisitas Permintaan
               Faktor lain yang mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar. Sifat permintaan pasar tidak hanya mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang dapat dijual.
·   Inelastis
               Perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.
·   Elastis
               Perubahan harga akan menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.
·   Unitary elasticity
               Perubahan harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam proporsi yang sama. Dengan kata lain, penurunan harga sebesar 10% akan mengakibatkan naiknya volume penjualan sebesar 10% pula.

4.      Persaingan
               Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Barang-barang dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan persaingan murni (pure competition). Selain persaingan murni, keadaan persaingan lainnya, seperti:

·   Persaingan tidak sempurna
               Barang-barang yang dihasilkan pabrik dengan merek tertentu kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barag sejenis dengan merek lain. Keadaan pasar seperti ini disebut pasar persaingan tidak sempurna, dimana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merek.
·   Oligopoli
               Beberapa penjual menguasai pasar, sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi daripada kalau dalam persaingan sempurna.
·   Monopoli
               Penjual dipasar hanya ada satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh faktor permintaan barang bersangkutan, harga barang-barang subtitusi/pengganti, peraturan harga dari pemerintah.

5.      Biaya
               Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian dan sebaliknya.

6.      Tujuan Perusahaan
·   Laba Maksimum
·   Volume penjualan tertentu
·   Penguasaan pasar
·   Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

         7. Pengawasan Pemerintah
Pengawasan pemerintah tersenut dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

2.6.3 Metode-metode penetapan harga
1. Penetapan Harga Biaya Plus (Cost-plus Pricing Method)
Harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut marjin). Atau dengan rumus   
BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL
 
 


2.Penetapan Harga Mark-up (Mark-Up Pricing Method)
Pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up.
HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL
 
 


Jadi, Mark up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya. Keuntungan dapat diperoleh dari sebagaian Mark Up tersebut. Selain itu, pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambilkan dari sebagian mark up.
4.      Penetapan Harga Break-even (Break-even Pricing)
Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan harga break-even. Dikatakan break-even apabila penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu. Anggapan-anggapan lain dalam penetapan harga break-even:
-    Seluruh biaya dapat digolongkan ke dalam biaya variable dan biaya tetap.
-    Seluruh barang yang diproduksi akan terjual
-    Biaya variabel per unitnya tetap.

Konsep-konsep tentang biaya:
·         Biaya Variabel
            Biaya Variabel adalah Biaya yang berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil. Apabila jumlah barang yang dihasilkan bertambah, maka biaya variabelnya juga akan meningkat.
·         Biaya Tetap
            Biaya Tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkatan/sejumlah hasil yang diproduksi. Misalnya, Gaji pimpinan, sewa gedung, dan pajak kekayaan. Biaya yang dibebankan pada masing-masing unit disebut biaya tetap rata-rata (avarage fixed cost).


·         Biaya Total
            Biaya Total adalah seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya total yang dibebankan pada setiap unit disebut biaya total rata-rata (avarage total cost).
BIAYA TOTAL = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL
 
 


·         Penghasilan Total
            Penghasilan Total merupakan jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan dari penjualan produknya. Penghasilan yang diperoleh dan masing-masing unit disebut penghasilan rata-rata (avarage revenue).

Setelah diketahui beberapa konsep biaya dan penghasilan, maka kita sekarang dapat mencari titik pertemuan antara biaya total dengan penghasilan total. Titik ini dinamakan titik break-even (break-even point). Dengan formula dibawah ini:
 



           

            Dimana :
·   BTT  = biaya tetap total
·   H      = harga jual per unit
·   BVR = biaya variabel rata-rata
·   H-BVR  disebut konstribusi per unit pada over head
5.      Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan pasar
Penentuan harga tidak didasarkan pada biaya, tetapi justru harga yang menentukan biaya bagi perusahaan. Penjual atau perusahaan dapat menentukan harga sama dengan tingkat harga agar dapat ikut bersaing, atau dapat juga ditentukan lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat harga dalam persaingan.

2.6.4 Politik Penetapan Harga
                        Penetapan harga bagi perusahaan yang besar sering melibatkan beberapa manajer seperti: manajer produk, manajer penjualan, dan manajer lain. Beberapa politik penetapan harga seperti dibawah ini:

1.      Penetapan Harga Psikhologis
            Kebijakan ini biasanya digunakan untuk penjualan barang pada tingkat pengecer. Misalnya, harga Rp. 2.999,00. Penetapan harga psikhologis ini biasa disebut penetapan harga ganjil (odd pricing) karena menggunakan angka ganjil.

2.      Price Lining
            Kebanyakan digunakan oleh pengecer daripada pedagang besar atau produsen. Penjual menentukan beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual. Misalnya harga ditentukan menurut ukuran dan kualitas yang berbeda.

3.      Potongan Harga
            Potongan (discount) merupakan pengurangan dari harga yang ada. Jenis-jenis potongan yang diberikan oleh penjual adalah:

a.       Potongan Kuantitas
            Potongan harga yang ditawarkan oleh penjual agar konsumen bersedia membeli dalam jumlah yang lebih besar, atau bersedia memusatkan pembeliannya pada penjual tersebut. Misalnya kalau pembeli membeli barang lebih dari 10unit maka akan diberi potongan, tetapi kalau kurang dari 10 unit maka tidak ada potongan.

b.      Potongan dagang
            Disebut juga potongan fungsional merupakan harga yang ditawarkan pada pembeli atas pembayaran untuk fungsi-fungsi pemasaran yang mereka lakukan. Potongan hanya diberikan kepada pembeli yang ikut memasarkan produknya.

c.       Potongan tunai
            Potongan yang diberikan kepada pembeli atas pembayaran rekeningnya pada suatu periode, dan mereka melakukan pembayaran tepat pada waktunya.

d.      Potongan musiman
            Potongan yang diberikan kepada pembeli yang melakukan pembelian diluar musim tertentu. Misalnya membeli jas ujan pada musim kering akan diberikan potongan lebih besar.

4.      Penetapan Harga Geografis
            Penjual mempertimbangkan ongkos angkut atau ongkos kirim untuk barang-barang yang disampaikan kepada pembeli. Ongkos tersebut dapat ditanggung sepenuhnya oleh pembeli atau penjual atau sebagian-sebagian saja. Salah satu penetapan harga geografis ini adalah free on board (F.O.B) yang dibedakan dua golongan:

a.       F.O.B tempat asal (F.O.B Point of origin) dimana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh pembeli.
b.      F.O.B Tujuan (F.O.B destination) dimana seluruh ongkos angkut ditanggung oleh penjual termasuk keamanan dalam perjalanan.

2.7 PROMOSI DAN PERIKLANAN
2.7.1 Promosi
Promosi merupakan salah satu variable marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi ini pada umumnya ada empat, yaitu: periklanan, personal selling, promosi penjualan, publisitas dan hubungan masyarakat.

2.7.2        Periklanan
Periklanan adalah komunikasi non-individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba serta individu-individu. Pihak yang memasang iklan disebut sponsor harus mengeluarkan sejumlah biaya atas pemasangan iklan pada media.
1.      Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang atau jasa. Tujuan-tujuan lain dari periklanan:
·         Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
·         Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka waktu tertentu.
·         Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya.
·         Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.
2.      Jenis Periklanan
·         Periklanan Barang (product advertising)
Periklanan barang ini dilakukan dengan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkan.
·         Periklanan Kelembagaan (Institusional advertising)
Dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan. Jadi, periklanan ini lebih menitikberatkan pada nama penjual atau perusahaannya.


3.      Media Periklanan
Setiap media mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berbeda. Jenis-jenis media tersebut adalah:
·         Surat Kabar              -radio              --Pos langsung
·         Majalah                      -televisi

4.      Biro periklanan
Merupakan lembaga bisnis yang berdiri sendiri, yang mengkhususkan kegiatannya dibidang perencanaan, pengembangan, dan penempatan periklanan bagi langganannya. Sumber penghasilannya berasal dari :komisi media, dan ongkos jasa untuk desain iklan
2.8    PERSONAL SELLING, PROMOSI PENJUALAN, DAN PUBLISITAS
2.8.1 Personal Selling
Adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
2.8.2        Promosi Penjualan
Dalam promosi penjualan ini perusahaan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang, dan sebagainya. Jadi, kegiatan tersebut dapat digunakan untuk mendukung kegiatan promosi yang lain.




2.8.3        Publisitas
Publisitas ini merupakan salah satu kegiatan promosi yang dilakukan melalui suatu media. Namun informasi yang tercantum tidak berupa iklan tetapi berupa berita. Misalnya, dalam surat kabar, majalah, televisi dan sebagainya.Biasanya, individu atau lembaga yang dipublisitaskan tidak mngeluarkan sejumlah biaya, dan tidak dapat mengawasi pengungkapan beritanya. Ada kemungkinan bahwa seseorang atau lembaga tidak mengetahui kalau mereka dipublisitaskan. Sering publicitas itu tidak obyektif, ada yang sifatnya menjelek-jelekkan dan ada pula yang menganjung-anjung
3.1       KESIMPULAN
Pemasaran, sesungguhnya merupakan fungsi utama dalam sesuatu perusaahan, Karena tanpa pemasaran barang yang diproduksikan tidak akan ada gunanya, demikian pula sumber daya yang tersedia harus di sesuaikan kemamapuannya agar sanggup memproduksikan barang serta mampu memasarkan barang yang di produksikan. Demikian pula dana perusahaan (keuangan) digunakan untuk memugkinkan terlaksananya dengan baik operasi perusahaan, hasil opersi harus dapat di distribusikan melalui pemasaran.

            Semua fungsi-fungsi dalam perusahaan pada akhirnya untuk maximizing profit. Hal ini hanya dapat tercapai bila konsumen mau dan bersedia membeli dan menggunakan hasil produksi yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Dengan kata lain dalam usah maximizing profit, maka pemenuhan kebutuhan konsumen menjadi sasaran antara yang harus mendapt perhatian dalam melakukan kegiatan fungsi produksi, keuangan, personalia dan pemasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar